Loading...
Wednesday, March 12, 2014

Strategi Pembelajaran Langsung (direct intruction)

v  Strategi Pembelajaran Langsung (direct intruction)
Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran langsung (direct intruction). Menurut Arends (2001):”A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model”. Artinya: “Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model pengajaran langsung.
Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.
Arends (1997) menyatakan: “The direct instruction model was specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion”. Artinya: Model pengajaran langsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan belajar siswa dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah-demi-langkah. Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.
Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran,   struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.
Ciri-ciri pengajaran langsung adalah :
1.      Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
2.      Sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3.      Sistem  pengelolaan   dan   lingkungan   belajar   yang  mendukung   belangsung   dan berhasilnya pengajaran

v  Metode-metode yang ada didalamnya
            Adapun metode-metode dari Strategi Pembelajaran Langsung adalah sebagai berikut :
1.      Metode Ceramah
Ceramah  merupakan  metode  pembelajaran  yang  konvensional.  Ceramah jika  terlalu  sering  digunakan  tidak  akan  efektif.  Menurut  Suprayekti  (2003:  32) metode  ceramah  perlu  diperbaiki  dalam  penerapannya  dengan  cara : 
a)      Membangun  daya  tarik,
b)      Memaksimalkan  pengertian  dan  ingatan
c)      Melibatkan siswa
d)      Memberikan penguatan.
Cara untuk membangun  minat siswa pada saat  guru menerapkan metode ceramah, yaitu:
a)      Guru mengemukakan cerita atau visual yang menarik, seperti : anekdot,  cerita  fiksi,  kartun,  atau  media  visual  yang  menarik  siswa
b)      Kemukakan  suatu  masalah
c)      Kemukakan  nilai  positif  dan  manfaat
d)      Berikan pertanyaan yang memotivasi siswa untuk memiliki rasa ingin tahu.
Metode ceramah dalam penerapannya perlu memaksimalkan pemahaman dan ingatan.  Adapun  cara  yang  dapat  ditempuh  untuk  memaksimalkan pemahaman  dan  ingatan,  yaitu :
a)      Memberikan  headlines  dan  kata  kunci
b)      Kemukakan  contoh  dan  analogi
c)      Gunakan  media  pembelajaran  atau minimal  alat  bantu  visual.  Agar  siswa  tidak  pasif,  maka  penerapan  metode ceramah  perlu  melibatkan  peserta  didik.
Hal  tersebut  salah  satunya  dapat ditempuh dengan memberikan  tantangan  spot.  Tantangan spot  adalah  penghentian ceramah  secara  periodik  disertai  dengan  memberikan  tantangan  kepada  siswa untuk  memberikan  contoh dari  konsep  yang  disajikan.  Selain  penggunaan tantangan  spot,  pemberian  latihan-latihan  juga  dapat  melibatkan  siswa  dalam ceramah. Latihan-latihan yang diberikan diarahkan untuk memperjelas point-point yang telah disampaikan dalam cermah.
Materi yang disampaikan  melalu  metode  ceramah  mudah  terlupakan. Kondisi tersebut perlu diatasi dengan memberikan daya penguat ceramah. Adapun cara  untuk  memberikan  daya  penguat  dalam  metode  ceramah,  yaitu :  aplikasi masalah dan review. Aplikasi masalah adalah pemberian masalah atau pertanyaan pada  siswa  untuk  diselesaikan  dengan  memanfaatkan  informasi  yang  diberikan pada  saat  ceramah.  Selain  itu,  penguatan  dapat  diberikan  dengan  memberikan review. Review dalam  hal  ini  siswa  diminta  mengulas  ceramah  yang  telah disampaikan.
2.      Metode Resitasi
Metode resitasi biasanya digunakan untuk mendiagnosis kemajuan belajar peserta didik. Resitasi diterapkan dengan menggunakan pola yaitu guru bertanya, peserta didik memberikan respon, lalu guru memberikan reaksi. Resitasi menurut Gage dan Berliner (melalui  Mulyatiningsih, 2011: 225) umumnya digunakan dalam review, pengantar materi baru, mengecek jawaban, praktik, dan mengecek pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran dan ide-idenya.
3.      Metode Praktik dan Drill
Metode praktik dilakukan setelah materi dipelajari atau guru memberikan demonstrasi.  Metode  drill  digunakan  ketika  peserta  didik  diminta  mengulang informasi  pada  topik-topik  khusus  sampai  dapat  menguasai  topik-topik  yang diajarkan.  Metode  praktik  dan  drill  disebut  juga  metode  praktik  dan  latihan. Metode  tersebut  diarahkan  pada  pengulangan  (repitisi)  untuk  membantu  peserta didik  memiliki  pemahaman  yang  lebih  baik  dan  mudah  mengingat  kembali informasi yang sudah disampaikan.
4.      Team- Game- Tournament (TGT)
Metode  TGT  memiliki  yang  hampir  sama  dengan  STAD. Metode TGT menurut  Mulyatiningsih  (2011:  229)  melibatkan  aktivitas  peserta  didik  tanpa perbedaan status, dengan tutor teman sebaya, dan mengandung unsur permainan dan penguatan. Adapun langkah-  langkah TGT, yaitu :
a)      Guru menyajikan materi dengan ceramah dan tanya jawab
b)      Pembentukkan kelompok dengan anggota 4-5  siswa  yang  heterogen;  guru  memberikan  tugas  untuk  belajar  bersama  dalam kelompok
c)      Guru memberikan  permainan  berupa  pertanyaan  dimana  siswa dapat  memilih  sesuai  dengan  nomor  yang  dikehendaki
d)      Guru  memberikan kompetisi atau turnamen setiap selesai satu materi ajar
e)      Guru memberikan penghargaan pada kinerja kelompok yang paling baik.




0 comments:

Post a Comment

 
TOP